Header Ads

Dari Hobi Kini Siswi SD Kantongi Omzet Rp 50 Juta per Bulan

Dari Hobi Kini Siswi SD Kantongi Omzet Rp 50 Juta per Bulan



Memulai sebuah bisnis tak kenal usia. Siapapun, baik muda maupun tua, memiliki kesempatan mewujudkan ide bisnisnya.
Dari Hobi Kini Siswi SD Kantongi Omzet Rp 50 Juta per Bulan
pic. google.com

Begitu juga yang dilakukan Almeyda Nayara Alzier, gadis kecil berusia 9 tahun. Siswi kelas 4 SD Plus Islamic Village, Karawaci, Tangerang ini memulai bisnis slime sejak usia dini. 

Slime adalah mainan anak-anak yang memiliki tekstur yang elastis dan dapat dibentuk apapun. Serupa dengan lilin mainan warna-warni, slime juga dijadikan mainan anak-anak dengan ragam warna yang tak kalah menarik.

Ide bisnis slime muncul saat Naya mengikuti acara Entrepreneur Day di sekolahnya. Dalam kesempatan ini, Naya Ingin menampilkan peluang usaha yang berbeda dan belum dikerjakan teman-teman sekelasnya.

Dengan modal awal Rp 50.000, Naya memutuskan memulai meracik slime sendiri. Naya membeli berbagai bahan baku slime dan membuatnya sendiri sepulang sekolah atau saat akhir pekan dengan melihat video tutorial dari Youtube.

"Rp 50.000 modal pertama bikin slime di sekolah buat beli lem dan sebagainya. Saya pikir ya sudahlah setiap entrepreneur day kadang bikin puding, bikin cokelat, enggak mau yang sama," jelas Ibunda Naya, Imelda Liana Sari, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dari modal awal Rp 50.000, Naya berhasil membuat sedikitnya 8 cup dan dihargai sekitar Rp 5.000 per buah.

Naya sempat tak nyaman saat membuat slime karena kulitnya terkelupas akibat kandungan Kimia dalam bahan baku slime. Namun kini, seiring banyaknya pesanan slime dari teman-temannya dan pembeli lainnya, Naya melibatkan 8 orang karyawan untuk membantu mengembangkan usahanya. 

"Awalnya sendiri, ke sini dibantu karyawan 8 orang," tutur Imelda.

Seiring berkembangnya bisnis, produksi mainan tersebut kini mencapai 120 kilogram (kg) per minggunya. Pembeli tidak hanya datang dari dalam negeri saja, juga dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. 

Namun, karena jumlah pemesanan yang tidak seberapa, fokus penjualan slime dilakukan di dalam negeri saja. Selain itu, promosi slime lewat sosial media ampuh menarik minat pembeli.

"Banyak kalau dari luar negeri tanya dari Singapura dan Malaysia tapi pusing ngurusinnya apalagi mau beli beberapa doang. Saya pikir di Indonesia saja sudah paling jauh Papua," kata Imelda.

Slime buatan Naya dijual mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 35.000 tergantung ukuran. Untuk menambah jumlah pembeli, Naya pun aktif mengikuti berbagai bazaar, sehingga produk buatannya semakin dikenal di masyarakat. Bahkan, Naya juga memiliki toko di salah satu mal di Lampung untuk memasarkan produknya.

Saat ini, gadis kecil yang masih duduk di kelas 4 SD tersebut telah mampu mengantongi omzet hingga Rp 50 juta per bulannya dengan menjual slime sebanyak 400 kg.

"Kurang lebih kotornya Rp 40 juta-Rp 50 juta, tapi itu belum untuk bayar karyawan dan bahan-bahan. Kalau bersih mungkin Rp 25 juta," pungkas Imelda. (hns/wdl)


Sumber
Loading...

No comments