Header Ads

Dari Liwet hingga Bancakan, Makanan Khas Warisan Indonesia

Dari Liwet hingga Bancakan, Makanan Khas Warisan Indonesia


Jakarta, CNN Indonesia -- Memeringati kemerdekaan Republik Indonesia, masyarakat tidak bisa lepas dari pembicaraan soal perjuangan para pahlawan. Sejarah perjuangan para pahlawan yang rela gugur untuk meraih kemerdekaan memang tidak bisa dilupakan begitu saja.

Namun, ada hal yang sebenarnya diwariskan kepada masyarakat dan menduduki kejayaannya saat ini. Siapa sangka nasi liwet justru sudah menjadi salah satu saksi sejarah dalam perjuangan masyarakat sebelum Indonesia meraih kemerdekaan.

Nasi liwet sebenarnya terbagi menjadi dua, nasi liwet Jawa dan nasi liwet Sunda. Nasi liwet Jawa biasanya disajikan saat selamatan Maulid Nabi karena tidak ada satupun masyarakat Jawa yang bisa membuat nasi samin. Salah satu produk nasi liwet Jawa yang terkenal adalah nasi liwet Solo.

Nasi liwet Jawa juga sudah masuk ke dalam kerajaan saat itu. 

Sementara itu nasi liwet Sunda dibuat sebagai cara berhemat masyarakat. Keadaan masyarakat yang masih sulit dalam ekonomi membuat mereka harus memikirkan caranya berhemat, salah satunya dari makanan.
Dari Liwet hingga Bancakan, Makanan Khas Warisan Indonesia
pic. google.com

Kebanyakan masyarakat Sunda pun bekerja di perkebunan. Mereka membekali diri mereka dengan nasi liwet untuk sarapan hingga makan siang supaya energi tetap tersimpan dengan asupan makanan.

Kini, nasi liwet menjadi salah satu makanan favorit yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Bahkan eksistensi nasi liwet juga masuk ke dalam menu di hotel bintang empat, Aston Marina Ancol, Jakarta Utara.

Koki restoran, Arya mengatakan, kekhasan dari nasi liwet memang terletak pada nasinya. Pembuatannya memang tidak mudah karena nasi harus dicampur dengan bawang putih, bawang merah dan teri yang sudah digoreng.

“Pembuatannya sama saja, beras dicuci dengan air setelah itu dicampur dengan abwang putih dan bawang merah lalu ditambah dengan ikan teri yang sudah digoreng. Setelah itu didinginkan ketika menjelang dingin baru dibungkus dengan daun pisang setelah itu dipanaskan,” ujarnya.

Biasanya, nasi liwet dipasangkan dengan lauk seperti urap, telur dan ayam goreng. “Kalau nasi liwet Sunda biasanya lauknya kering, kalau nasi liwet Jawa lebih ke lauk basah,” ucapnya.

Marketing Communication Aston Marina Ancol, Paundra Hanutama mengatakan, penyediaan sajian nasi liwet memang sengaja dilakukan pihak hotel untuk mengangkat kuliner Indonesia. Dia mengklaim, banyak tamu hotel yang sering memesan santapan tersebut.

Sebesar 30 hingga 40 persen tamu hotel tersebut berasal dari Arab Saudi. Selain itu terdapat juga tamu hotel yang berasal dari Malaysia, Singapura dan China. Meski demikian tamu dari sejumlah wilayah di Indonesia juga sering menginap di sana.

Mengingat maraknya tamu dari luar Indonesia, Paundra mengatakan, pihaknya pun menyajikan nasi liwet yang lengkap dengan sendok dan garpu sebagai sarana santapnya. Namun dia mengaku, tidak sedikit juga tamu yang makan nasi liwet dengan tangan.

“Sesekali juga saya pernah melihat ada yang makan nasi liwet dengan menggunakan tangan,” ucapnya.


Selain itu, dia mengatakan, pihaknya juga menyediakan bancakan. Bancakan serupa dengan nasi liwet hanya biasanya dimakan dengan cara menggunakan tangan dan dimakan secara beramai-ramai.

“Ada bancakan namun minimal pemesanan untuk 20 orang. Biasanya memang dimakan dengan tangan dan kami jelaskan untuk tamu yang dari luar Indonesia cara menikmati bancakan,” ucapnya.

Makan dengan tangan, Paundra mengatakan, menarik perhatian tamu dari luar Indonesia. “Mereka senang dan mengatakan jika makan dengan tangan ini adalah hal yang unik,” tuturnya.

Mengembalikan kenangan

Untuk orang Indonesia kebiasaan makan dengan tangan sudah dilakukan sejak dulu. Namun perkembangan zaman membuat mereka meninggalkan kebiasaan tersebut dan berganti dengan sendok dan garpu.

Saat menikmati bancakan, Paundra mengatakan, banyak orang Indonesia yang senang dan merasakan kenangan di zaman mereka kecil. “Ada yang pernah menyampaikan kepada saya, kebiasaan makan dengan tangan ini justru membuat mereka kembali ke kenangan ketika mereka kecil,” ujarnya.

Setidaknya, Paundra menilai, untuk tamu hotel yang berusia sekitar 50 tahun dan kembali menikmati bancakan telah membawa mereka kembali kepada kebiasaan yang sudah ditinggalkan sejak 20 tahun lalu.

“Waktu itu tamu saya berusia sekitar 40 tahunan, artinya dia sudah sekitar 20 tahun tidak merasakan makan dengan tangan itu,” ucapnya.

Selain makanan yang menjadi makanan masyarakat Indonesia, Paundra mengatakan pihaknya menyediakan minuman untuk perayaan 17 Agustus. Minuman yang diberikan nama Beureum Bodas itu pun dipromosikan sejak 15 Agustus lalu.

Beureum Bodas memiliki arti merah putih. Hal itu tidak lepas dari warna Bendera Indonesia.

Minuman tersebut memang berwarna merah putih. Beureum bodas satu merupakan perpaduan antara buah naga merah dengan leci. Beureum bodas dua dibuat dari stroberi dengan leci, sedangkan beureum bodas tiga dibuat dengan memadukan buah-buahan yang berwarna merah.
Dari Liwet hingga Bancakan, Makanan Khas Warisan Indonesia
pic. google.com

“Minuman itu dari 15 Agustus kami launching sampai akhir Agustus nanti,” ucapnya.

Rasa yang ditampilkan dari minuman tersebut sedikit asam tapi ada rasa manisnya. Tentu saja tenggorokan akan segar dari minuman yang disajikan secara dingin tersebut. (rah)

sumber
Loading...

No comments