Interaksi Obat dengan Makanan dan Minuman
Interaksi Obat dengan Makanan dan Minuman
Seperti yang telah disebutkan pada artikel mitos dan kenyataan mengenai obat pada mitos 1, penyerapan obat oleh tubuh berbeda-beda. Ada obat yang penyerapannya lebih baik dan lebih cepat dan ada obat yang penyerapannya lebih lambat dan lebih jelek bila ada makanan, tanpa makanan atau bersama-sama makanan. Demikian pula jenis makanan dan minuman yang kita konsumsi akan berpengaruh terhadap penyerapan obat dalam tubuh. Setelah obat diserap oleh tubuh, barulah obat bekerja di dalam tubuh sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Interaksi obat dengan makanan dan minuman dapat berdampak obat tidak bekerja dengan semestinya, menyebabkan efek samping atau sebaliknya obat lebih efektif bekerja. Karena itu aturan pakai obat berbeda-beda. Ada baiknya kita mengetahui kapan waktu terbaik kita minum obat? dan obat apa yang berinteraksi dengan makanan? agar obat yang kita minum dapat optimal membantu pemulihan kesehatan kita.
Obat-obat penghilang sakit/penurun demam yang istilah medisnya disebut analgetik, contoh yang paling populer adalah parasetamol. Obat ini terbaik diberikan dalam keadaan perut kosong karena makanan akan memperlambat penyerapan obat. Jangan minum alkohol bila sedang mengkonsumsi obat ini karena dapat berdampak terhadap kerusakan hati atau pendarahan pada saluran cerna.
Obat anti alergi, seperti cetiridin, loratadin, CTM, dll juga sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong. Efek samping obat ini menyebabkan kantuk yang mengurangi kewaspadaan. Sehingga sangat berbahaya jika minum obat ini berbarengan dengan minum alkohol, karena akan memperparah efek samping tersebut. Minum teh/kopi dapat mengurangi rasa kantuk.
Jangan minum antibiotik tetracyclin bersama-sama dengan susu. Susu mengandung kalsium yang dapat membentuk suatu kesatuan dengan tetracyclin sehingga sulit untuk dapat diserap oleh tubuh.
Obat asma seperti golongan teofilin, albuterol dan ephinephrine bila berinteraksi dengan makanan yang memiliki kandungan lemak tinggi dapat meningkatkan jumlah teofilin dalam darah, tetapi dengan makanan yang memiliki karbohidrat tinggi dapat menurunkan kadar teofilin dalam tubuh. Hindari pula minum teh atau kopi bersama-sama dengan obat ini, karena keduanya sama-sama akan memacu susunan saraf pusat. Minum obat ini bersama alkohol akan meningkatkan efek samping seperti mual, muntah, dan sakit kepala.
Obat warfarin adalah obat untuk mengencerkan darah. Vitamin E dan bawang juga membantu pengenceran darah. Sehingga bila mereka dikonsumsi bersama dampaknya terhadap pengenceran darah akan berlebih yang tentu saja berbahaya. Tetapi sebaiknya pasien yang mengkonsumsi obat ini juga makan sayuran brokoli dan bayam secara teratur dengan jumlah secukupnya (tidak berlebih), karena sayur tersebut membantu pembentukan clot darah sehingga membantu mengembalikan efek warfarin.
Makanan/minuman yang mengandung tiramin seperti alkohol, keju dan daging olahan tidak boleh dikonsumsi bersama-sama dengan obat antidepresan, karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Sebenarnya masih banyak lagi contoh interaksi obat dan makanan yang seharusnya dihindari oleh pasien. Contoh diatas hanya untuk memberikan gambaran agar kita selalu waspada bila berhubungan dengan konsumsi obat. Minum alkohol harus dihindari bila kita sedang mengkonsumsi obat. Untuk informasi yang lebih jelas dan lengkap anda dapat konsultasi dengan apoteker di apotek sewaktu membeli obat.
Info Tambahan:
Berikut beberapa jenis makanan yang bisa mempengaruhi terhadap efek obat tertentu yang Anda konsumsi.1. Jus Jeruk
pic. google.com |
Jus jeruk dapat membuat metabolisme obat dalam tubuh menjadi tidak normal, sehingga dapat menurunkan atau malah meningkatkan kadar obat dalam darah. Ada banyak obat yang terpengaruh dengan penggunaan bersamaan dengan jus jeruk seperti obat antihistamin, obat penurun tekanan darah, obat anti tiroid, obat anti kolesterol, obat penekan produksi asam lambung, dan obat batuk
2. Sayuran Hijau
pic. google.com |
Sayuran hijau yang kaya akan vitamin K (brokoli, bayam, dan kecambah) dapat mengurangi efektivitas dari obat-obatan pengencer darah seperti warafin. Sehingga pasien yang mengonsumsi obat tersebut sebaiknya menghindari atau mengurangi untuk mengonsumsi sayuran tersebut
3. Pisang
pic. google.com |
Pisang merupakan buah yang kaya akan kalium yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi perlu diketahui bahwa ada obat yang tidak dapat dikonsumsi bersamaan dengan pisang. Obat tersebut diantaranya adalah cetropril, lisonopril, ramipril dan sejenisnya. Jika dikonsumsi bersamaan dengan pisang, obat tersebut akan meningkatkan kadar kalium dalam darah sehingga cukup berisiko bagi yang memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi.
4. Susu
pic. google.com |
Susu mengandung vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh. Namun mengonsumsi susu bersamaan dengan antibiotik dapat menimbulkan interaksi. Kalsium dalam susu akan membuat ikatan komplek khelat dengan antibiotik di dalam darah sehingga dapat menurunkan efektivitas antibiotik.
sumber: kaskus.co.id
Loading...
Post a Comment